Senin, 25 April 2022

Kajian Semiotika Dalam Desain Spesial Packaging Coklat Cadburry Dairy Milk Yang Bertema “Terima Kasih”

Pendahuluan

Di Indonesia banyak sekali dijual berbagai produk coklat, mulai dari produsen lokal hingga produsen luar negeri. Cadburry merupakan salah satu perusahaan luar negeri yang produksi dan menjual berbagai jenis coklat di Indonesia, salah satu produk coklat Cadburry yang terkenal di Indonesia yaitu Dairy Milk. Di tengah pandemi Covid-19, Cadburry meluncurkan kemasan spesial edisi terbatas bertajuk “Terima Kasih”. Melalui peluncuran kemasan spesial edisi terbatas itu, Cadbury ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk berhenti sejenak dan saling berbagi apresiasi dengan mengucapkan terima kasih. Menariknya, kemasan spesial ini dilengkapi dengan inspirasi kearifan lokal melalui persembahan ucapan terima kasih dalam Bahasa Indonesia dan 6 bahasa daerah yaitu Jawa, Betawi, Sunda, Manado, Batak dan Bali.

Di zaman sekarang ini, variasi produk coklat semakin banyak bermunculan di pasar karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi produksi. Dengan bertambahnya variasi produk coklat, maka pembeli dihadapkan dengan banyak pilihan produk coklat, dan produk-produk coklat ini harus saling bersaing untuk mendapatkan perhatian pembeli.

Kajian ini terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis dalam ketertarikan serta apresiasi dalam desain kemasan edisi special dari Cadburry ini. Hal ini mendorong penulis untuk mengamati dan menggali unsur-unsur semiotika yang ada pada desain Kemasan Cadburry edisi spesial ini.

Menurut Kotler, 1973 ketika seseorang membeli produk dia tidak hanya melihat produk tersebut tapi dipengaruhi faktor lainnya seperti kemasan, iklan, image dan juga interior retail dimana produk tersebut di jual. Faktor lainnya yang mendorong perkembangan desain kemasan adalah mulai bermunculannya pasar swalayan di tahun 1950-an, ketika kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rakrak toko. Namun pada masa itu kemasan hanya berfungsi sebagai pemberi informasi (isi, kandungan yang terdapat dalam kemasan). Peranan kemasan tersebut semakin berubah dari masa ke masa, dahulu “packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi).


Rumusan Masalah:

1. Bagaimana pengaplikasian semiotika pada desain kemasan edisi spesial Cadburry Dairy Milk?

2. Elemen – elemen desain kemasan apa yang mempengaruhi konsumen?

3. Apakah elemen desain kemasan yang ada sudah menyampaikan manfaat produk secara efektif?


Metode Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menampilkan prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam hal ini, peneliti menafsirkan dan menjelaskan data-data yang didapat peneliti dari wawancara, observasi, dokumentasi, sehingga mendapatkan jawaban permasalahan dengan rinci dan jelas.


Sumber Penelitian

https://journal.ubm.ac.id/index.php/semiotika/article/download/942/833


Senin, 11 April 2022

Analisis Kajian Semiotika pada Film ‘Tanah Surga... Katanya’ Tahun 2012

Ditulis oleh : Nurma Mustika – 202046500311 – R4E


Pendahuluan

Film ‘Tanah Surga... Katanya’ ini disutradarai oleh Herwin Novianto dan rilis pada tahun 2012 silam,  film ini juga diproduseri oleh Deddy Mizwar. Film ini mengangkat tema tentang rasa Nasionalisme, bercerita mengenai warga Negara Indonesia yang tinggal di Wilayah perbatasan NKRI dengan Malaysia.

Dalam Film ‘Tanah Surga... Katanya’ perbedaan terlihat dengan begitu jelas diperbatasan Indonesia dan juga Malaysia. Baik dari segi Infrastruktur maupun dari segi perekonomian, yang dimana diceritakan lebih mudah dalam mencari pekerjaan di Negeri Jiran dibandingkan di Tanah Air sendiri.

 

Isi

Bentuk Format            : Film Drama

Penanda                      : Hasyim adalah seorang mantan relawan konflik Indonesia dengan

Malaysia 1965, hidup sendiri setelah istri tercintanya meninggal dunia, ia memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal bersama Haris dandua anaknya yaitu, Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia-Malaysia menimbulkan masalah tersendiri karena ditandai dengan lambatnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perbatasan harus berjuang mati-matian untuk menyelamatkan nyawa mereka, termasuk keluarga Hasyim, namun kesetiaan dan kesetiaannya kepada bangsa dan negara membuat Hasyim bisa bertahan.

Petanda                       : Tak disangkakan Hasyim menderita sebuah penyakit yang mengancam

jiwa, dokter dinas rahasia berharap Hashim akan dirawat dengan lebih baik. Hingga suatu ketika Salina dan ayah kandungnya berada di Malaysia, penyakit Hasyim kambuh dan Salman bingung dan dipanggil oleh personel intelijen. Salman dan Dr. Inter membawa Hasyim ke rumah sakit ketika kapal yang dia tumpangi kehabisan bensin. Ketika Hashim meninggal di jalan.

Kesimpulan

Film "Tanah Surga... Katanya" menunjukkan relevansinya dengan realitas kehidupan  di daerah perbatasan. Dalam film ini ia menggambarkan situasi di mana orang-orang di perbatasan masih berjuang untuk mencintai negaranya, meskipun  pembangunan dan pertumbuhan ekonominya terbelakang. Di film "Tanah Surga... Katanya” Dia menyatakan Ternyata pemahaman nasionalisme masih dimaknai secara dangkal. Nasionalisme tetap sebatas bendera merah putih lagu kebangsaan Garuda Pancasila. Namun, nasionalisme itulah yang kita pakai. Nasionalisme bukan hanya tentang lagu kebangsaan yang selalu kita pakai, bernyanyi lagu kebangsaan dan selalu mengibarkan bendera merah putih, tetapi juga sikap terhadap negara.

Senin, 04 April 2022

Review 3 Jurnal Mengenai Seni Rupa dan Desain

 Jurnal yang pertama

Judul :

‘Nilai Bimbingan pada Seni Rupa Terapan Aceh (Analisis Semiotika Rumoh Aceh)’

 

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain :

Rumoh Aceh, Rumoh Aceh merupakan satu seni rupa terapan masyarakat Aceh yang memiliki kegunaan praktis, estetis, dan etis. Selain itu Rumoh Aceh merupakan objek seni rupa terapan yang sarat dengan nilai-nilai bimbingan (guidance of values) berbasis kearifan lokal (local wisdom) dalam kehidupan masyarakat Aceh.

 

Pendekatan :

Pendekatan yang digunakan dalam Jurnal ini adalah dipaparkan dengan cara diuraikan atau juga menggambarkan aspek-aspek kebudayaan daerah tersebut. Pendekatan ini dapat disebut dengan pendekatan Etnografi.

 

Metode dan Analisis :

Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif dan menganalisis dengan teknik deskriptif Semiotika. Dimana penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk mengungkap, mengkaji, dan menganalisa secara holistik nilai-nilai bimbingan pada seni rupa terapan Aceh berupa analisis semiotika rumoh Aceh.

 

Teori :

Seorang peneliti yang ingin membuktikan secara spesifik untuk mengungkap, mengkaji, dan menganalisa secara holistik nilai-nilai bimbingan pada seni rupa terapan Aceh berupa analisis semiotika rumoh Aceh

 

Kesimpulan :

Rumoh Aceh merupakan sebuah seni rupa terapan masyarakat Aceh sarat dengan nilai-nilai bimbingan (guidance of values) yang bersumber dari isu filosofis lingkungan sosial budaya dan kesenian.

 

Yang dapat diteliti pada Jurnal ini :

Dalam Jurnal ini saya dapat mengetahui sebuah nilai-nilai bimbingan pada Rumoh Aceh, penulis mencoba mengungkap, mengkaji, dan menganalisa secara holistik nilai-nilai bimbingan pada seni rupa terapan Aceh (analisis semiotika rumoh Aceh).

 

Jurnal yang Kedua

Judul :

‘Analisis Semiotik Charles Sander Piece Tentang Taktik Kehidupan Manusia : Dua Karya Kontemporer Putu Sutawijaya’


Objek Kajian Seni Rupa dan Desain :

Dua karya kontemporer Putu Stawijaya penggambaran taktik hidup manusia, bertujuan untuk menelusuri ide-ide budaya dalam kuratorial Betwixt and Between. Taktik hidup di sini menunjukkan seberapa cepat seseorang dapat menjalankan masalah hidup dan masyarakat sebagai ekspresi dari strategi keberhasilan jangka panjang kehidupan keluarga.


Pendekatan :

Dijurnal ini menggunakan cara pendekatan dengan cara melakukan apa adanya dan dilakukan secara sadar, hal ini dapat disebut dengan Pendekatan Deskriptif.


Metode dan Analisis :

Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif dan menganalisis dengan teknik Semiotika


Teori :

Semiotika dari segi kebudayaan.


Kesimpulan :

Banyaknya ragam kesenian itu dapat ditelusuri mulai dari pulau-pulau yang telah berpenghuni, kota propinsi, hingga level terendah desa, kampung, dan banjar. Setiap masyarakat memiliki sejarah genealogi yang mewarisi kesenian dari nenek moy-angnya di masa lalu. Bahkan di era digital ini, dimungkinkan seseorang karena kecintaannya terhadap sebuah kesenian dari daerah tertentu tidak tertutup kemungkinan ia sebagai pelindung sekaligus pengem-bang (maesenas; patron) sebuah kesenian dari daerah lainnya, di mana ia berdomisili.

Yang dapat diteliti pada Jurnal ini :

Taktik kehidupan manusia yang terkait dengan pekerjaan menjadi masalah kaum milenium saat ini.


Jurnal yang Ketiga

Judul :

‘Karya Perupa Bali dalam Merespon Pandemi Covid 19 dengan analisis Semiotika Roland Barthies’

 

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain :

Karya para perupa Bali yang merespon pandemi dianalisis dengan teori semiotika Roland Bartes, terdapat juga makna denotasi yang hadir adalah makna yang didapat dari penggambaran objek dalam arti yang sebenarnya, penggambaran atas situasi ketertekanan, kekalutan, kekacauan menjanjikan ruang perenungan membangunkan solidaritas untuk bangkit bersama dalam kondisi seperti ini karena pandemi ini adalah universal dan dialami oleh semua orang dari warga dunia baik yang terpapar langsung virus corona ini maupun yang tidak terpapar langsung.

 

Pendekatan :

Dijurnal ini menggunakan cara pendekatan dengan cara melakukan apa adanya dan dilakukan secara sadar, hal ini dapat disebut dengan Pendekatan Deskriptif.

 

Metode dan Analisis :

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif tentang Karya Perupa Bali Dalam Merespon Pandemi Covid 19 Dengan Analisis Semiotika Roland Barthes.

 

Teori :

Aspek aspek visual yang hadir dalam karya perupa Bali yang merespon kondisi pandemi covid 19 menghadirkan representasi atau penggambaran objek yang mencoba merekam kondisi batiniah manusia dalam menghadapi pandemi.

 

Kesimpulan :

Representasi objek tersebut menghadirkan sebuah metafora yang mengungkapkan kondisi yang terjadi pada titik ini makna konotasi dalam karya seni rupa para perupa tersebut hadir menjanjikan ruang perenungan bagi publik penikmat karya seni rupa tentang kondisi yang tengah terjadi.

 

Yang dapat diteliti pada Jurnal ini :

Karya mereka mengkonstruksi suatu rangkaian representasi gambar yang dihadirkan dalam rangka mengkontruksi ungkapan keprihatinan, solidaritas, kekacauan serta perenungan dan optimisme dalam menghadapi kondisi pandemi.

Keunggulan dan Keunikan Visual Branding yang dimiliki Konten Diary Misteri Sara

                Unik, merupakan hal yang dimiliki sendiri tanpa adanya kesamaan ataupun hal tiruan lainnya, itulah yang dimiliki oleh Konten...